Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips memperluas Wawasan Keislaman



Dalam mengemban amanah di jalan dakwah, seringkali seorang dai dihadapkan pada berbagai macam pertanyaan masyarakat yang berkaitan dengan berbagai macam persoalan dan hukum-hukum keislaman. Hal ini menuntut seorang dai untuk membekali diri dengan wawasan keislaman yang memadai tentang berbagai macam hukum dan peraturan syariat yang berkaitan dengan hukum fiqh dan wawasan-wawasan keislaman lainnya.

Meskipun demikian, kegalauan muncul dari sebagian aktivis dakwah, di satu sisi, ia dihadapkan pada aktivitas dakwah yang sangat padat, dan di sisi yang lain juga dituntut harus mempelajari ilmu-ilmu dan wawan (eh…wawasan) keislaman yang memadai, berikut beberapa tips yang merupakan pengalaman yang sudah ana buktikan efektif untuk meng-upgrade wawasan keislaman, tidak hanya sampai pada tingkat awal dan dasar, namun juga bahkan sampai pada tingkatan menengah.


1) Memiliki jadwal khusus untuk membaca buku-buku keislaman di bidang fiqh, tafsir, hadits, dan qaidah-qaidah fiqh;

Jadwal khusus di sini adalah jadwal yang menjadi wajib dilakukan bagaimanapun padatnya agenda-agenda dakwah yang kita hadapi. Salah satu yang perlu diluruskan dari sebagian aktivis dakwah adalah mereka sangat semangat jika berbicara mengenai dakwah dan segala strateginya, namun ketika masuk pada bahasan mengenai urgensi up-grade wawasan keislaman, semangat mereka seolah hilang. Seolah-olah meng-up-grade wawasan keislaman tidak ada kaitannya dengan aktivitas dakwah. Padahal, para muassis dakwah kita sudah mengingatkan hal ini sejak lama.

Jadwal khusus yang ana maksud adalah jadwal yang kita tetapkan dengan jumlah alokasi waktu yang disesuaikan dengan aktivitas dakwah yang padat, misalnya setiap malam seminggu sekali pada malam ahad pkl.20.00-22.00, dijadwalkan menelaah buku tentang fiqh (terjemah bulughul maram, atau kitab-kitab lain yang sudah diterjemahkan seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dll), demikian pula dengan buku-buku yang lainnya.

Ana sendiri memiliki jadwal wajib telaah kitab-kitab hadits, tafsir, fiqh, dan lain-lain dari referensi berbahasa arab selama minimal 3 jam per hari.

2) Membaca sejarah dan biografi para ulama yang terkenal dengan keluasan wawasan dan keilmuannya, serta biografi-biografi mujahid dakwah yang istiqomah di jalan dakwah hingga akhir hidupnya;

Terkadang, rasa malas yang dibisikkan oleh syaitan muncul dalam hati ketika melihat buku-buku yang harus ditelaah pada jadwal yang sudah ditentukan, khususnya di bidang fiqh, tafsir, ataupun hadits dan qaidah-qidah fiqh, maka pada kondisi hati seperti ini, dibutuhkan bacaan-bacaan yang memperbaharui semangat dalam hati. Biografi para imam ahli hadits bisa menjadi bacaan utama.

Ana rekomendasikan untuk membaca buku-buku berikut:
1) Sungguh Mengagumkan Manajemen waktu Para Ulama;
2) Dahsyatnya Kesabaran Para Ulama; 
3) Karena Ilmu Mereka Rela Membujang;
Ketiga buku di atas adalah karya Syaikh Abdul Fattah yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Pustaka Zam-Zam, ana pernah membeli ketiganya di daerah palasari (bagi yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya).
4) Biografi Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lain-lain dari para ulama-ulama ahli hadits;

Ketika rasa malas baca buku menghinggapi hati, maka teknik belajar bisa dirubah dengan cara mendengarkan ceramah mp3 yang membahas hukum dan persoalan tertentu dari seorang ustadz.

3) Mengoleksi buku-buku keislaman baik dalam bentuk hard ataupun soft file;

Jika antum memiliki kemampuan untuk menelaah ilmu-ilmu keislaman dari sumbernya langsung (yang berhasa arab), maka ana rekomendasikan untuk memiliki software DVD Maktabah Syamilah, karena software ini berisi kitab-kitab klasik yang sangat lengkap di berbagai bidang ilmu, baik tafsir, hadits, fiqh, dan lain sebagainya. Dapat juga antum kunjungi dan download kitab-kitab klasik berbahasa arab dan berbentuk pdf dari situs www.waqfeya.com.
 
Jika kemampuan untuk menelaah dari referensi berbahasa arab dirasa kurang, maka bantuan kamus-kamus bahasa Arab-Indonesia dapat dimanfaatkan.
Satu hal yang harus kita ketahui bahwa "Kemampuan menelaah kitab-kitab berbahasa arab tidak mesti mewajibkan kita untuk bisa berbahasa arab terlebih dahulu, namun yang perlu dibangun adalah kebiasan dalam menelaah dan menerjemahkan setiap kalimat-kalimat yang ada di dalam kitab-kitab tersebut."

4) Dispilin dan istiqomah dengan jadwal yang sudah ditetapkan;

Hanya ada satu hal yang membuat wawasan keislaman tidak mengalami perkembangan, yaitu ketidakdisiplinan terhadap jadwal yang sudah dibuat sendiri. Dalam hal ini hanya pertolongan Allah yang kita harapkan, agar Allah melindungi kita dari rasa malas, sebagaimana dalam salah satu doa yang disebutkan dalam al-Ma'tsurat al-Shughra.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sesak dada dan gelisah, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari dilingkupi utang dan penguasaan manusia."

5) Memohon kepada Allah agar dikaruniai tambahan dalam ilmu;

Jika kita melihat dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, hanya satu hal yang padanya Rasulullah SAW meminta tambahan dari Allah SWT, yaitu dalam hal ilmu, padahal, Rasulullah SAW adalah orang yang paling berilmu di antara manusia seluruhnya pada akhir zaman.

6) Bagi yang sudah berkeluarga, agendakan untuk mendiskusikan permasalahan tertentu, atau sekedar membaca tema keislaman tertentu dengan pasangan;

Hal ini bertujuan selain untuk mengeratkan hubungan suami dan istri, juga akan menjadikan keduanya mampu membangun arus komunikasi yang sehat, sehingga pendidikan keluarga dan anak-anak nantinya menjadi tanggung jawab bersama. (warning: Dalam point yang terakhir ini ana baru sok tau aja, karena belum pengalaman…….)
Semoga bermanfaat…..

Khadim Al-Qur'an wa As-Sunnah
Aswin Ahdir Bolano

Post a Comment for "Tips memperluas Wawasan Keislaman"