Tafsir Ta'awwudz 1
Tafsir Ta’awwudz 1
“Aku berlindung kepada Allah, dari godaan
syaitan yang terkutuk”.
Ta’awwudz artinya
perlindungan, ia adalah permohonan perlindungan seorang manusia kepada Tuhannya
dari gangguan dan godaan musuh utama sepanjang hidupnya, yang selalu berusaha
untuk menyesatkannya, yaitu syaitan laknat.
Dalam Alqur’an,
Allah azza wa jalla memerintahkan seorang muslim untuk berlindung kepada-Nya
dalam berbagai keadaan, siang atau pun malam, dalam ibadah ataupun di luar
ibadah.
Al-Hafiz Ibnu
Katsir menyebutkan beberapa ayat yang secara khusus berisi perintah kepada
seorang muslim untuk berlindung kepada Allah azza wa jalla, yaitu :
1. Perintah berta’awwudz dalam interaksi social, khususnya agenda
dakwah. Yaitu dalam surat Al-A’raf :
“Jadilah engkau permaaf, dan serulah orang-orang untuk melaksanakan
kebaikan, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199) Dan jika syaitan
datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah, Sesungguhnya ia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(al-A’raf 7:199-200)
Dalam rangkaian
dua ayat di atas, terdapat hikmah yang sangat besar bagi para aktivis
pergerakan islam di seluruh penjuru bumi, yaitu bahwa Allah memerintahkan
mereka untuk sering-sering berta’awwudz dalam melaksanakan amar ma’ruf. Sebab,
tanpa ta’awwudz maka seorang aktivis dakwah telah membuka peluang untuk
masuknya syaitan dengan berbagai bisikannya, dalam seruan-seruan yang ia
sampaikan.
Tanpa ta’awwudz,
seruan dakwah bisa saja berubah menjadi seruan yang berisi celaan terhadap
sesama muslim yang dibingkai dengan permusuhan dan kebencian, serta jauh dari
rasa persaudaraan sesama muslim. Inilah hikmah dibalik rangkaian dua ayat mulia
ini, yaitu bahwa sedikit saja kelalaian, akan membawa dakwah dan para
pengusungnya berubah haluan tanpa mereka sadari, akibat adanya bisikan yang
tidak mereka waspadai.
2. Perintah ta’awwudz dalam menghadapi perilaku buruk dari
seseorang, atau pun yang berselisih dengan kita.
Yaitu dalam surat al-Mu’minun :
“Tolaklah keburukan itu dengan cara yang paling baik, kami lebih
mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah) (96). Dan katakanlah,”Ya
Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan syaitan (97). Dan aku
berlindung kepada-Mu Tuhanku dari kehadiran mereka”. (al-Mu’minun 23:96-98)
3. Ketika akan mempelajari agama (al-Qur’an).
Yaitu dalam surat an-Nahl :
“Maka apabila engkau hendak membaca Alqur’an, mohonlah
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (an-Nahl 16:98)
Dalam ayat ini,
Allah azza wa Jalla memerintahkan kepada setiap muslim agar berta’awwudz ketika
membaca Al-Qur’an. Hal ini adalah isyarat bagi kita bahwa tidak hanya dalam
hal-hal buruk syaitan menggoda manusia. Akan tetapi, meskipun akan melakukan
hal-hal baik pun, syaitan selalu saja mencari celah untuk menggoda manusia.
Berta’awwudz ketika belajar Al-quran dalam ayat ini adalah perwakilan dari
upaya untuk mempelajari khasanah ilmu keislaman yang luas. Di sana terdapat
Al-Qur’an, Hadits, fiqh, sirah, tafsir, dan pemikiran-pemikiran islam, yang
semuanya harus diawali dengan ta’awwudz ketika kita mempelajari, memahami,
mengamalkan, dan mendakwahkannya.
Berkaitan dengan
ta’awwudz, alhafiz Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah memerintahkan seorang
muslim agar bersikap baik dan toleran terhadap musuh dari kalangan manusia. Hal
ini agar ia sadar dan kembali kepada fitrah aslinya sebagai manusia yang baik,
melalui sikap bersahabat dan rukun dari kita.
Masih menurut Ibnu Katsir, Adapun berkaitan
dengan musuh kita dari kalangan syaitan, maka disinilah kita harus berlindung
kepada Allah darinya. Kita tidak boleh bersikap baik dan toleran dengannya,
karena ia dan pengikutnya memiliki kesamaan prinsip dan misi, yaitu bermusuhan
dan menyesatkan kita.
Tafsir Ta'awwudz 2, Menu Tafsir
Tafsir Ta'awwudz 2, Menu Tafsir
Posting Komentar untuk "Tafsir Ta'awwudz 1"