Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Doa-Doa yang dha`if dalam Al-Ma'tsurat Al-Shugra

Inilah doa yang hadits lemah dalam al-ma'tsurat


Doa-Doa yang dha`if dalam Al-Ma'tsurat Al-Shugra

Berhubung terdapat permintaan dari ikhwah fillah mengenai doa-doa mana saja yang dhaif dalam al-ma'tsurat al-Shugra, maka ana kembali menyusun tulisan khusus mengenainya, setelah tulisan yang terdahulu dengan judul "Al-Ma'tsurat al-Shugra Dha`if…???"

Doa-doa yang terdeteksi kelemahannya adalah sebagai berikut:


1.     Membaca Al-Baqarah ayat 1-5 & Membaca Dua ayat sesudah ayat kursi;
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Mu'jam Al-Kabir-nya, no.8592; Imam Ad-Darimi bab Fadhlu Awwalu Sūrata Al-Baqarah, no.3382; Al-Baihaqi dalam  kitab Syu'abul Iman bab Takhshīshu Khawātimu Sūrata Al-Baqarah, no.2188.
Imam Al-Hafiz Al-Haitsami mengatakan bahwa rijal-rijal hadis yang ada dalam jalur periwayatan At-Tabrani adalah rijal yang shahih, hanya saja Asy-Sya'bi tidak pernah mendengarkan hadits secara langsung dari Abdullah bin Mas'ud.[1]
Inilah yang menyebabkan dhaifnya hadits ini, yaitu terputusnya jalur periwayatan antara Ibnu Mas'ud dan Asy-Sya'bi.

2.     Membaca doa:
أصبحنا وأصبح الملك لله والحمد لله لا شريك له لا إله إلاَّ الله وإليه النشور.

Sementara pada waktu sore hari dianjurkan membaca:

أمسينا وأمسى الملك والحمد كله لله لا شريك له لا إله إلاَّ هو وإليه المصير.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bazzar dalam Musnadnya bab no.8685, Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam Majma` Al-Zawā'id wa Manba` Al-Fawā'id sanadnya jayid.[2] Diriwayatkan pula oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Adab Al-Mufrad (yaitu sebuah kitab yang bukan merupakan bagian dari Shahih Bukhari), no.604,[3]

Dalam jalur periwayatan di atas para ulama hadits mempermasalahkan seorang perawi yang bernama `Umar bin Abi salamah. Ibnu Abi Hātim meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Syu`bah mendha`ifkan `Umar bin Abi Salamah.[4] Imam Ahmad menyatakan bahwa `Umar bin Abi Salamah insya Allah Shalih.[5] Ibnu Al-Jauzī meriwayatkan bahwa Imam Al-Rāzī menyatakan `Umar bin Abi Salamah tidak dapat digunakan haditsnya dalam berhujjah.[6] Imam An-Nasa'I menyatakan bahwa ia tidak kuat haditsnya (laitsa bi al-Qawī).[7]
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan bahwa Yahya bin Ma`īn menyatakan `Umar bin Abi Salamah tidak mengapa haditsnya (Laitsa bihī ba'sa). Akan tetapi dalam riwayat yang lain Yahya bin Ma`īn mendha`īfkannya. Abu Hatim mengatakan,"Menurutku `Umar bin Abi Salamah sebenarnya adalah shalih dan jujur, akan tetapi itu bukan berarti aku menganggap haditsnya kuat, para ulama menulis hadits darinya, akan tetapi mereka tidak berhujjah dengannya, karena haditsnya menyelisihi periwayatan ulama-ulama lainnya."[8]
 
Melihat uraian dari para ulama di atas, maka hadits ini dengan susunan sanad dan matan seperti ini berderajat dha`if.

Sebenarnya dalam hal ini ada doa dengan redaksi yang mirip dan lebih Shahih, yaitu:

أَمْسَيْنَا(أصبحنا) وَأَمْسَى (وأصبح ) الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْرِ .

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban.



33.   Membaca doa:
اللهم أصبحت منك فى نعمة و عافية و ستر فأتم نعمتك على و عافيتك و سترك فى الدنيا و الآخرة.

Diriwayatkan oleh Ibnu Sinni bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.55.[9] Selain itu, Imam Ibnu Sunni hanya sendiri dalam meriwayatkan hadits ini.

Dalam sanad hadits ini terdapat `Amr bin Al-Husain, Imam Ad-Daruquthni berkata ia adalah Matruk (ditinggalkan haditsnya).[10] Disebutkan pula oleh Adz-Dzahabi Mīzānu Al-I`tidāl Fī Naqdi Ar-Rijāl.[11] Dengan demikian, hadits ini dha`if.

Selain 3 doa di atas, terdapat dua doa yang bukan berasal dari hadits, dan hanya sebagai doa biasa, yaitu:

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِىِّ ا ْلأُمِّىِّ وَعَلَى الِهِ وِصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا عَدَدَ مَا أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَخَطَّ بِهِ قَلَمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِىٍّ وَ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَ عَنِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

أَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمْ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ قَدِاجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكْ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نَصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا وَاَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا وَامْلأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِىْ لاَيَخْبُوْا وَ اشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الإِْيْمَانِ بِكَ وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَأَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِىْ سَبِيْلِكَ إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ اَللَّهُمَّ آمِيْنُ صَلِّى اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. 

Mengenai kedua doa ini, ana berpendapat bahwa keduanya bisa diamalkan dengan niatan hanya sebagai doa biasa, karena dalam konteks doa biasa, semuanya bisa dibaca, meskipun bukan berasal dari hadits.

STATEMENT PENUTUP:
Mungkin muncul pertanyaan, apakah doa yang dhaif di atas masih tetap dapat diamalkan atau tidak ???
Dalam hal ini, ana sudah melihat komentar dari para ulama hadits mengenai pengamalan doa dhaif seperti ini, dan sampai pada satu kesimpulan bahwa doa-doa dhaif di atas masih bisa di amalkan, akan tetapi niat ketika mengamalkannya diniatkan sebagai doa biasa dan tidak dibaca secara rutin

Wallahu A'lam

Khadim Al-Qur'an wa As-Sunnah

Aswin Ahdir Bolano





[1] Al-Haitsami, Ali bin Abu Bakr, Majma' Az-Zawa'id wa Manba' Al-Fawa'id. 1988. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah (Maktabah Syamilah), no.17013
[2] Al-Haitsami, Ali bin Abu Bakr, Majma' Az-Zawa'id wa Manba' Al-Fawa'id. 1988. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah (Maktabah Syamilah).hlm.69
[3]Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Al-Adab Al-Mufrad (Tahqiq: Muhammad Fu'ad Abdul Baqī). 1989/1409 H. Beirut: Dār Al-Basyā'ir Al-Islamiyah (Maktabah Syamilah).hlm.211
[4] Al-Rāzi, `Abdurrahman bin Abi Hātim, Al-Jarh wa Al-Ta`dīl. 1952/1271 H. Cetakan ke-1. Beirut: Dār Ihyā' Al-Turāts Al-`Arabi (Maktabah Syamilah).hlm.146; Lihat pula Al-`Uqailī, Muhammad bin `Amru bin Mūsā, Ad-Dhu`afā' (Tahqiq: Abdul Mu`thī Amīn Qa`lajī). 1984/1404 H. Cetakan ke-1. Beirut: Dār Al-Maktabah Al-`Ilmiyah (Maktabah Syamilah).hlm.164
[5]Asy-Syaibani, Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,, Al-`Ilal wa Ma`rifata Al-Rijāl (Tahqiq: Washiyallah bin Muhammad `Abbas). 1988/1408 H. Beirut: Al-Maktab Al-Islamī (Maktabah Syamilah). No.909.
[6] Ibnu Al-Jauzī, `Abdurrahman bin `Alī bin Muhammad bin Al-Jauzī Abu Al-Faraj, Ad-Dhu`afā' wa Al-Matsrūkin (Tahqiq: Abdullah Al-Qadhī). 1406 H. Beirut: Dār Al-Kutub Al-`Ilmiyah (Maktabah Syamilah). No.2467.
[7] Ibid.
[8] Al-Asqalani, Muhammad bin `Ali bin Hajar, Tahdzību At-Tahdzīb. 1326 H. India: Mathba`ah Dā'irah Al-Ma`ārif (Maktabah Syamilah).no.759
[9] Ibid  
[10] Ad-Dāruquthni, `Ali bin `Amr bin Ahmad, Ad-Dhu`afā wa Al-Matrūkīn (Tahqiq: Muhammad bin Latif As-Shubagī). 1980/1400 H. Cetakan Pertama. Beirut: Al-Maktab Al-Islami, hlm.186
[11] Adz-Dzahabī, Muhammad bin Ahmad Adz-Dzahabī, Mīzānu Al-I`tidāl Fī Naqdi Ar-Rijāl. Cetakan Pertama. 1995/1416 H. Beirut: Dār Al-Kutub Al-`Ilmiyyah. Juz 5, hlm.306

Post a Comment for "Doa-Doa yang dha`if dalam Al-Ma'tsurat Al-Shugra"